Monday 10 November 2014

BAB 4: PENGETAHUAN ROHANI



Sloka 4.10

vita-raga-bhaya-krodha
man-maya mam upasritah
bahavo jnana-tapasa
puta mad-bhavam agatah

Banyak orang pada masa lampau disucikan oleh pengetahuan tentangKu dengan dibebaskan dari ikatan, rasa takut dan amarah, khusuk sepenuhnya berpikir tentangKu dan berlindung kepadaKu—dan dengan demikian mereka semua mecapai cinta bhakti rohani kepadaKu.

PENJELASAN: Sebagaimana diuraikan di atas, orang yg terlalu dipengaruhi oleh hal-hal duniawi sulit sekali mengerti sifat pribadi Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama. Pada umumnya orang yg terikat pada paham hidup yg bersifat jasmani sangat terikat dalam keduniawian sehingga hampir tidak mungkin mereka mengerti bagaimana Yang Mahakuasa adalah kepribadian. Orang-orang duniawi seperti itu tidak dapat membayangkan bahwa ada badan rohani yg tidak dapat dimusnahkan, penuh pengetahuan dan bahagia untuk selamanya. Dalam paham duniawi, badan dapat dimusnahkan, penuh kebodohan dan penuh sengsara. Karena itu, bila rakyat umum diberitahu tentang bentuk pribadi Tuhan, mereka memelihara paham jasmani yg sama di dalam pikiran. Orang duniawi seperti itu , menganggap bentuk manifestasi material yg besar sekali adalah Yang Mahakuasa. Sebagai akibatnya, mereka menganggap Yang Mahakuasa tidak bersifat pribadi. Oleh karena itu, mereka terikat secara duniawi, paham bahwa kepribadian tetap ada sesudah pembebasan dari alam menyebabkan mereka merasa takut. Apabila mereka diberitahu bahwa kehidupan rohani juga bersifat individual dan pribadi, mereka takut untuk menjadi kepribadian lagi. Karena itu, sewajarnya mereka lebih suka sesuatu seperti menunggal ke dalam kekosongan yg tidak bersifat pribadi. Pada umumnya, mereka mengumpamakan para makhluk hidup sebagai gelembung di dalam lautan, yg menunggal ke dalam lautan itu. Itulah kesempurnaan tertinggi keberadaan rohani. Di samping itu, ada banyak orang yg tidak dapat mengerti keberadaan rohani sama sekali. Setelah merasa malu karena begitu banyak teori dan penyangkalan berbagai jenis angan-angan filsafat, mereka merasa kesal atau marah dan menarik kesimpulan secara bodoh bahwa tidak ada sebab yg paling utama dan bahwa pada hakekatnya segala sesuatu adalah kekosongan. Keadaan hidup orang seperti itu bersifat sakit. Ada orang yg terlalu terikat secara material sehingga tidak memperhatikan kehidupan rohani, ada yg ingin menunggal dalam sebab rohani yg paling utama, dan ada yg tidak percaya pada segala sesuatu, karena marah terhadap segala jenis angan-angan rohani akibat putus asa. Golongan manusia terakhir tersebut berlindung kepada sejenis mabuk-mabukan, dan khayalan-khayalan yg mempengaruhi diri mereka kadang-kadang dianggap wahyu rohani. Seseorang harus menjadi bebas dari ketiga tingkat ikatan tersebut terhadap dunia material; yaitu, kealpaan terhadap kehidupan rohani, rasa takut terhadap identitas pribadi yg rohani, dan paham kekosongan yg berasal dari frustrasi dalam hidup. Untuk dibebaskan dari tiga tahap paham hidup material tersebut, seseorang harus berlindung sepenuhnya kepada Krishna di bawah bimbingan seorang guru kerohanian yg dapat dipercaya, dan mengikuti disiplin dan prinsip-prinsip yg mengatur kehidupan bhakti. Tahap terakhir dalam kehidupan bhakti disebut bhava, atau cinta-bhakti rohani kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Bhakti-rasamrta-sindhu (1.4.15-16), ilmu pengetahuan bhakti:

adau sraddha tatah sadhu-
sango ‘tha bhajana-kriya
tato ‘nartha-nivrittih syat
tato nistha rucis tatah

athasaktis tato bhavas
tatah premabhyudancati
sadhakanam ayam premnah
pradurbhave bhavet kramah

“Pada permulaan seseorang harus mempunyai keinginan untuk keinsafan diri sebagai pendahuluan. Ini akan membawa dirinya sampai tahap berusaha bergaul dengan orang yg sudah maju dalam kerohanian. Pada tahap berikutnya, ia diterima sebagai murid oleh seorang guru kerohanian yg mulia, dan di bawah tuntunan dari guru kerohanian seorang murid yg baru mulai belajar melalui proses bhakti. Dengan melaksanakan bhakti di bawah bimbingan guru kerohanian, ia dibebaskan dari segala ikatan material, mencapai kemantapan dalam keinsafan diri, dan memperoleh minat untuk mendengar tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa Yang Mutlak, Sri Krishna. Minat ini membawa seseorang hingga lebih maju sampai ikatan terhadap kesadaran Krishna, yg kemudian menjadi matang dalam bhava, atau tingkat pendahuluan sebelum cinta-bhakti rohani kepada Tuhan. Cinta-bhakti yg sejati kepada Tuhan disebut prema, tingkat kesempurnaan hidup tertinggi.” Pada tingkat prema seseorang tekun senantiasa dalam cinta-bhakti rohani kepada Tuhan. Demikianlah melalui proses bhakti secara bertahap, di bawah bimbingan sang guru kerohanian yg dapat dipercaya, seseorang dapat mencapai tahap tertinggi, dengan dibebaskan dari segala ikatan material, bebas dari rasa takut terhadap kepribadian rohaninya yg individual, dan bebas dari frustrasi yg mengakibatkan filsafat kekosongan. Akhirnya ia dapat mencapai tempat tinggal Tuhan Yang Maha Esa.

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates