Wednesday 22 October 2014

BAB 3: KARMA-YOGA


Sloka 3.42

indriyani parany ahur
indriyebhyah param manah
manasas tu para buddhir
yo buddheh paratas tu sah

Indria-indria yg bekerja lebih halus daripada alam yg bersifat mati; pikiran lebih halus daripada indria-indria; kecerdasan lebih halus lagi daripada pikran; dan dia [sang roh] lebih halus lagi daripada kecerdasan.

PENJELASAN: Indria-indria adalah berbagai jalan keluar untuk kegiatan hawa nafsu. Hawa nafsu disimpan di dalam badan, tetapi dikeluarkan melalui indria-indria. Karena itu, indria-indria lebih halus daripada badan secara keseluruhan. Pintu-pintu keluar tersebut tidak digunakan bila ada kesadaran yg lebih tinggi, atau kesadaran Krishna. Dalam kesadaran Krishna, sang roh mengadakan hubungan langsung dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, urutan fungsi-fungsi jasmani, sebagaimana diuraikan di sini, akhirnya memuncak dalam Roh Yang Utama. Perbuatan jasmani berarti fungsi-fungsi indria, dan menghentikan indria-indria berarti menghentikan segala perbuatan jasmani. Tetapi oleh karena pikiran giat, walaupun badan diam dan sedang beristirahat, pikiran akan bertindak—seperti pada waktu mimpi. Tetapi di atas pikiran ada ketabahan hati kecerdasan, dan di atas kecerdasan ada sang roh yg sebenarnya. Karena itu, kalau sang roh dijadikan tekun secara langsung berhubungan dengan Yang Mahakuasa, maka sewajarnya segala bwahan lainnya, yaitu kecerdasan, pikiran, dan indria-indria, akan dijadikan sibuk dengan sendirinya. Dalam Katha Upanisad ada ayat yg serupa. Dalam ayat itu dinyatakan bahwa obyek-obyek kepuasan indria-indria lebih halus daripada indria-indria, dan pikiran lebih halus daripada obyek-obyek indria. Karena itu, kalau pikiran dijadikan sibuk secara langsung dalam pengabdian kepada Tuhan senantiasa, maka tidak ada kemungkinan bahwa indria-indria akan sibuk dengan cara-cara lain. Sikap mental tersebut sudah dijelaskan. Param drstva nivartante. Kalau pikiran dijadikan tekun dalam pengabdian rohani kepada Tuhan, maka tidak ada kemungkinan pikiran dijadikan sibuk dalam sifat-sifat yg lebih rendah. Dalam Katha Upanisad diuraikan bahwa sang roh adalah mahan, yg berarti mulia. Karena itu, sang roh berada di atas semuanya—yaitu obyek-obyek indria, indria-indria, pikiran, dan kecerdasan. Karena itu, mengerti tentang kedudukan dasar sang roh secara langsung adalah penyelesaian seluruh masalah.
                Dengan kecerdasan, orang harus mencari kedudukan dasar sang roh kemudian menjadikan pikiran selalu tekun dalam kesadaran Krishna. Itu memecahkan seluruh masalah tersebut. Seorang rohaniwan yg baru mulai belajar pada umumnya dianjurkan menjauhkan diri dari obyek-obyek indria. Tetapi di samping itu, seseorang harus memperkuat pikiran dengan menggunakan kecerdasan. Kalau seseorang menggunakan pikirannya tekun dalam kesadaran Krishna dengan kecerdasan, dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, maka dengan sendirinya pikiran menjadi lebih kuat, dan walaupun indria-indria kuat sekali, bagaikan ular, namun indria-indria tidak akan lebih efektif daripada ular yg giginya sudah patah. Tetapi walaupun sang roh adalah penguasa kecerdasan, pikiran, dan indria-indria, kalau pikiran tidak diperkuat melalui hubungan dengan Krishna dalam kesadaran Krishna, maka kemungkinan besar seseorang akan jatuh karena pikirannya goyah.

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates