Saturday, 18 October 2014

BAB 3: KARMA-YOGA


Sloka 3. 41

tasmat tvam indriyany adau
niyamya bharatarsabha
papmanam prajahi hy enam
jnana-vijnana-nasanam

Wahai Arjuna, yg paling baik di antara para Bharata, karena itu, pada awal sekali batasilah lambang dosa yg besar ini [hawa nafsu] dengan mengatur indria-indria, dan bunuhlah pembinasa pengetahuan dan keinsafan diri ini.

PENJELASAN: Krishna menasehatkan supaya Arjuna mengatur indria-indria sejak awal sekali supaya dia dapat membatasi musuh berdosa yg paling besar, yaitu hawa nafsu, yg membinasakan minat untuk keinsafan diri dan pengetahuan khusus tentang sang roh. Jnana menunjukkan pengetahuan tentang sang diri dibedakan dari yg bukan sang diri, atau dengan kata lain, pengetahuan yg menyatakan bahwa sang roh bukan badan. Vijnana menunjukkan pengetahuan khusus tentang kedudukan dasar sang roh dan hubungannya dengan sang Roh Yang Utama. Dalam Srimad-Bhagavatam (2.9.31) dijelaskan sebagai berikut:

jnanam parama-guhyam me
yad vijnana-samanvitam
sa-rahasyam tad-angam ca
grhana gaditam maya

“Pengetahuan tentang sang diri dari Diri Yang Utama sangat rahasia dan gaib, tetapi pengetahuan dan keinsafan khusus seperti itu dapat dimengerti kalau dijelaskan dengan berbagai aspeknya oleh Tuhan sendiri.” Bhagavad-gita memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan khusus tentang sang diri kepada kita. Para makhluk hidup adalah bagian dari Tuhan yg mempunyai sifat yg sama seperti Tuhan. Karena itu, para makhluk hidup hanya dimaksudkan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan. Kesadaran ini disebut kesadaran Krishna. Karena itu, sejak awal kehidupan, orang harus mempelajari kesadaran Krishna ini, dan dengan demikian mungkin ia dapat menjadi sadar akan Krishna sepenuhnya dan bertindak sesuai dengan itu.
     Hawa nafsu hanya merupakan gambaran yg terputar balik dari cinta kasih kepada Tuhan yg merupakan hal yg wajar bagi setiap makhluk hidup. Tetapi kalau seseorang dididik dalam kesadaran Krishna sejak awal kehidupannya, maka cinta-bhakti yg wajar tersebut kepada Tuhan tidak dapat merosot menjadi nafsu. Apabila cinta-bhakti kepada Tuhan merosot menjadi hawa nafsu, sulit sekali kembali ke keadaan normal. Walaupun demikian, kesadaran Krishna perkasa sekali sehingga orang yg mulai terlambatpun dapat menjadi pecinta Tuhan dengan mengikuti prinsip-prinsip yg mengatur bhakti. Jadi, dari tingkat hidup manapun, atau sejak saat mengerti bahwa itu hal yg penting dan mendesak, seseorang harus mulai mengatur indria-indrianya dalam kesadaran Krishna, bhakti kepada Tuhan, dan mengubah hawa nafsu tersebut menjadi cinta-bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa—tingkat kesempurnaan kehidupan manusia yg tinggi.

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates